Thursday, October 11, 2018

Penyebaran Hoaks Politik Bisa Picu Konflik Sosial

Seperti telah di kuatirkan semenjak awal, hoax atau berita bohong betul-betul ramai mendekati Penentuan Presiden serta Wakil Presiden (Pemilihan presiden) 2019.

Baca juga: Jurusan di UMS

Tidak tanggung-tanggung, hoax maha dahsyat dikerjakan seseorang tokoh nasional yang masuk juga jadi salah satunya juru kampanye salah satunya capres (calon presiden). Tragisnya, hoax itu berlangsung waktu bangsa Indonesia berduka dengan bencana musibah gempa bumi serta tsunami di Palu serta Donggala.

Menurut Ketua Penduduk Antifitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho, masalah Ratna Sarumpaet buka mata jika sosial media masih tetap seringkali dipakai untuk sebarkan hoax, terutamanya pada tahun politik sekarang ini.

"Sebenarnya, bukti yang ada tambah lebih memprihatinkan, sosial media masih tetap dipakai untuk sebarkan politik kedengkian, yang di kuatirkan dapat mencabik persaudaraan bahkan juga mengarah mengarah perseteruan sosial, di dalam kurangnya tingkat literasi penduduk,” papar Septiaji di Jakarta, Senin 8 Oktober 2018.

Dalam catatan Mafindo, kata Septiaji, saat bulan September 2018 ada 86 tema hoax. Sekitar 59 salah satunya ialah hoax berkaitan politik. Dari jumlahnya itu, ada 52 tema berkaitan Pemilihan presiden 2019.

Menurutnya, ramainya hoax politik di sosmed sudah mengubah perhatian penduduk pada perihal yang tambah lebih terpenting, seperti bersinergi menolong penduduk terdampak musibah di Palu serta Lombok jadi teralihkan.

Baca juga: Biaya Kuliah POLINELA - Biaya UKT POLINELA

Buntutnya, penduduk justru berdebat untuk tema sepele yang nyatanya cuma hoax. “Hoaks politik sudah sempat menggantikan panggung pendapat publik yang pasti menciderai perasaan penduduk terdampak musibah. Sebab, saat mereka semestinya memperoleh perhatian penting dari publik saat musibah, tapi malah penduduk dibawa berkelahi untuk rumor yang tidak terpenting,” papar Septiaji.

Bukti ini yang membuat Mafindo selalu lakukan literasi supaya penduduk dapat tingkatkan kualitas skema fikir yang lebih gawat saat terima info, terutamanya di sosial media serta group pembicaraan seperti WhatsApp

No comments:

Post a Comment