Tuesday, April 24, 2018

Putusan PN Jaksel Nyatakan SP3 Kasus Ade Armando Tak Sah

 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengabulkan tuntutan praperadilan yang dimohonkan Johan Khan. Praperadilan itu berkaitan masalah Dosen Kampus Indonesia (UI) Ade Armando.

Baca juga: Biaya Kuliah POLBAN - Pendaftaran POLBAN

Hakim tunggal Aris Bawono Abadi mengambil keputusan penerbitan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) atas sangkaan pelanggaran Undang-undang (UU) Info serta Transaksi Elektronik (ITE) Ade Armando, tidak sah. Johan menilainya, putusan hakim yang menggugurkan SP3 Ade Armando telah pas.

" Ini telah sesuai sama apa yang diinginkan kita, serta ini keinginan semuanya umat. Memanglah mulai sejak awal kenyataan persidangan kalau SP3 ini tidak sah. Alhamdullilah, " tutur Johan di PN Jaksel, Senin (4/9/2017).

Dia menilainya mulai sejak awal penerbitan SP3 tidak cocok dengan yuridiksi. Atas basic putusan itu, kata dia Ade Armando kembali menyandang predikat tersangka.

Dia juga mengharapkan pihak kepolisian menindaklanjuti putusan PN Jaksel dengan meneruskan masalah yang melibatkan Ade Armando. " Pastinya Ade Armando resmi jadi tersangka sekali lagi, serta tidak berhenti hingga disitu. Sistem yang lain tetaplah bergulir, baik itu penangkapan serta yang lain, " ucapnya.

Baca juga: Biaya Kuliah UNSIKA - Pendaftaran UNSIKA

Friday, April 20, 2018

Pengamat UI: Kemiskinan Turun Tapi Rentan Miskin Masih Banyak

 Pengamat ekonomi Kampus Indonesia (UI) Faisal Basri mengaku sekarang ini angka kemiskinan di Indonesia mulai alami penurunan. Tetapi, yang butuh jadi perhatian yaitu orang-orang yang rawan miskin masih tetap stagnan serta tidak alami penurunan.

Baca juga: Biaya Kuliah Ciputra

Dia menyebutkan, data paling akhir dari Bank Dunia (World Bank) tunjukkan kalau orang-orang begitu miskin (extreme poor) serta orang-orang miskin (moderate poor) alami penurunan. Tetapi, orang-orang yang rawan miskin (vulnarable) malah tidak alami penurunan.

" Jadi ada extreme poor, moderate poor serta vulnarable, serta ada secure group, serta ada middle class. Extreme poor, moderate serta vulnarable itu jumlahnya 70%. Jadi benar jumlah orang-orang miskin turun, tapi yang vulnarable tidak turun. Jadi dia tidak miskin tapi rawan, " tuturnya di The Hermitage, Jakarta, Senin (16/10/2017).

Untuk menangani hal itu, sambung dia, pemecahannya tidaklah pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang dibuat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tetapi, infrastruktur di pedesaan yang dapat tingkatkan produktivitas petani.

" Jadi itu (orang-orang rawan miskin) pemecahannya bukanlah jalan tol, infrastruktur yang dibuat Jokowi. Tapi infrastruktur di desa, bagaimana tingkatkan produktivitas tani, mengurangkan biaya angkut product pertanian. Jadi infrastruktur desa, pembangunan orang-orang desa. Membuat dari pinggir tapi yang dibuat jalan tol, " tandasnya.

Baca juga: Jurusan di UGM

Friday, April 13, 2018

Nostalgia Bersama Faris RM di Jazz Goes to Campus

 Penyanyi kawakan Tanah Air, Faris RM menyemarakkan Jazz Goes To Campus (JGTC) yang di gelar di Fakultas Ekonomi Usaha Kampus Indonesia, Depok, Minggu (26/11/2017). Fariz tampak memukau dengan melantunkan sebagian lagu andalannya.

Baca juga: Biaya Kuliah UAD - Pendaftaran UAD

Salah satunya yaitu Barcelona, Suara Kasih sampai Sakura. Walau usianya telah tidak muda sekali lagi, yang memiliki nama asli Faris Rustam Munaf ini tetaplah tampak lincah. Tampak dengan full band, Faris sukses menghibur beberapa pengunjung.

Seolah tidak ingin kalah dengan musisi muda yang lain, penyanyi yang barusan memperoleh penghargaan lifetime achitmen di Anugrah Musik Indonesia itu juga mengajak beberapa pengunjung untuk bergoyang lincah. Menariknya, walau di dominasi oleh umur remaja, tetapi pengunjung terlihat hafal serta ikuti lagu yang dilantunkan Faris.

Faris yang disebut pendiri JGTC ini juga menyebutkan kalau ini tampilan beberapa kalinya dalam gelaran festival musik tahunan ini. Digelarnya JGTC juga jadi satu diantara langkah Faris dengan musisi yang lain mengenalkan musik jazz ke orang-orang.

" Ini tampilan keberapa saya ya? lupa. Mungkin saja kelima, " tutur Fariz di Fakultas Ekonomi Usaha Kampus Indonesia, Depok, Minggu (26/11/2017).

Baca juga: Biaya Kuliah UMS - Pendaftaran UMS

Tidak cuma itu, ayah tiga orang anak ini terasa bangga kalau JGTC jadi festival musik yang berkelas serta berprestasi. " Saya bangga sama JGTC dari 40 tahu kemarin. Saya mengadakan JGTC ini untuk mensosialisasikan jazz serta saya bangga JGTC terselenggara jadi festivaal jazz yang berprestasi, " kata dia.

Sunday, April 8, 2018

2 Mahasiswa yang Hilang di Hutang Pekalongan ditemukan Dalam Keadaan Lemah

 Dua mahasiswa Fakultas Geologi Kampus Diponegoro (Undip) Semarang serta Kampus Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta yang dikabar hilang di rimba Pekalongan, Jawa Tengah, telah diketemukan, Senin (22/1/2018). Waktu diketemukan keadaan ke-2 mahasiswa yang tengah lakukan riset ini keadaannya lemas.

Baca juga: Biaya Kuliah UMM

Lalu mereka angsung dibawa ke Tempat tinggal Sakit Umum Daerah Kajen, Kabupaten Pekalongan. “Kedua mahasiswa itu sekarang ini masih tetap dirawat intensif di RSUD kajen serta belum juga dapat disuruhi info, ” kata Darji dari PMI Pekalongan.

Dua mahasiswa itu yaitu Senia Rahayu (20) asal Kabupaten Pati, Jateng, serta Andika Purnomo (20) dari Padang, Sumatra Barat. Keduanya hilang kontak mulai sejak Minggu 21 Januari 2018 sore serta Senin (22/1/2018) siang diketemukan di rimba lindung Desa Pedagung, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

Ke-2 korban diketemukan oleh warga di sekitaran pinggir rimba. Di ketahui keduanya pernah menginap di satu gubuk kosong, dekat areal persawahan di lembah di lokasi Paninggaran.

Baca juga: Biaya Kuliah UNESA - Biaya UKT UNESA

Friday, April 6, 2018

Aturan Larangan Bercadar Disarankan Diuji Lewat Gugatan

 Anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umam Wirantu mempertanyakan kebijakan Rektor Kampus Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta yang melarang mahasiswi kenakan cadar.

Baca juga: Biaya Kuliah UIN SUKA - Pendaftaran UIN SUKA

Khatibul mendorong sivitas akademika universitas itu untuk lakukan tuntutan atas ketentuan larangan bercadar. " Saya mendorong sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga atas nama demokratisasi di lingkungan universitas untuk lakukan tuntutan tata usaha negara (TUN) atas kebijakan Rektor UIN Sunan Kalijaga, " papar Khatibul dalam info tertulisnya pada SINDOnews, Selasa (7/3/2018).

Menurutnya, usaha itu untuk menguji sekalian meluruskan nalar yang " bengkok " pada substansi kebijakan itu. Khatibul menilainya kebijakan itu aneh. Perguruan tinggi menilainya mahasiswa dari bagian baju, bukanlah fikirnya. " Saya tidak membela cadarnya, tapi masalah kepatutan saja. UIN jadi universitas yang harusnya berstandar pada nilai-nilai akademis, bukanlah standard baju, " tandas politikus Partai Demokrat ini.

Dia memiliki pendapat hal menggelikan bila menghakimi sivitas akademika berdasar pada ats sukai atau tidak sukai berkaitan gaya kenakan pakaian.

Menurutnya, bila ditarik lebih jauh masalah ini tidak lepas dari tempat rektor yang disebut " wakil pemerintah " karna Rektor Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) 100% pilihan Menteri Agama.

Baca juga: Biaya Kuliah UMY - Pendaftaran UMY

Konsekwensinya, sambung dia, juga akan keluar Rektor PTAIN yang berlaku otoriter dalam mengambil keputusan kebijakan di lingkungan kampusnya. Hal semacam ini mengacu Pasal 8 Ketentuan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015. Dalam ketentuan itu dijelaskan penetapan serta pengangkatan rektor dikerjakan oleh menteri.