Wednesday, October 3, 2018

BIN Tegaskan Tidak Mengintervensi Pemilihan Kwarnas Pramuka

Penentuan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pergerakan Pramuka Indonesia berjalan di Kendari Sulawesi Tenggara, Jumat, 28 September 2018. Akhirnya tersisa tiga calon dari 11 orang yang diusulkan. Ketiganya ialah Adhyaksa Dault, Budi Waseso serta Jana Anggadiredja.

Baca juga: Akreditasi Prodi UNSIL

Dari 35 nada, Budi Waseso mendapatkan 19 nada, Adhyaksa (14), serta Jana (2). Hasil dari itu muncul tuduhan jika intelijen mengintervensi penentuan ketua Kwarnas Pergerakan Pramuka yang berbuntut pada keterpilihan Budi Waseso.

Menyikapi hal tersebut, Tubuh Intelijen Negara (BIN) menyanggah keras serta mengatakan tuduhan itu tidak benar (hoax). “Pemilihan berjalan dengan Luber (langsung, umum, bebas serta rahasia) dan Jurdil (jujur serta adil). Tidak ada yang tahu saat berlangsung pencoblosan di bilik nada,” kata Juru Bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto dalam tayangan wartawan yang di terima SINDOnews, Selasa (2/10/2018).

Menurut Wawan, BIN tidak mempunyai kebutuhan dalam penentuan itu. Siapa saja yang dipilih mesti dapat mengemban amanat mendidik kader pandu Indonesia ke depan.

“Soal pergantian kepemimpinan di Kwarnas bukan perihal baru, dari sekian waktu kepemimpinan silih bertukar. Setiap orang ada eranya, serta setiap waktu ada orangnya. Semua sama-sama isi serta sama-sama berperan keduanya,” katanya.

Baca juga: Akreditasi Prodi POLINDRA

Wawan menyampaikan, tentang siapa yang dipilih diusahakan ada musyawarah mufakat. Akan tetapi sebab musyawarah mufakat tidak bisa didapat jadi dikerjakan voting.

“Siapapun yang dipilih dalam voting mesti dihormati. Perihal ini jadi evaluasi demokrasi yang baik buat adik-adik pandu Indonesia. Tak perlu mencari kambing hitam dalam satu proses penentuan,” lanjutnya.

No comments:

Post a Comment