Tuesday, December 25, 2018

Tekan Impor Sayuran, Kementan Kejar Target Swasembada Bawang Putih

Saat lebih dari dua dasawarsa, Indonesia alami ketergantungan yang tinggi sekali pada import bawang putih. Semenjak liberalisasi perdagangan yang diikuti dengan dibukanya kran import bawang putih besar-besaran pada tahun 1997, Indonesia mulai dibanjiri import bawang putih mengkonsumsi.

Mengakibatkan, petani bawang putih lokal di sentra-sentra penting, berubah komoditas, tidak kembali menanam bawang putih. Walau sebenarnya, Indonesia terdaftar sempat sampai swasembada bawang putih pada masa 1994-1995. Waktu itu, produksi bawang putih nasional sampai 152.000 ton serta luas area tanam 21.000 hektare (ha) lebih.

Baca juga : Biaya Kuliah ISI SOLO - Pendaftaran ISI SOLO

Derasnya import bawang putih, membuat produksi lokal dari tahun ke tahun tergerus sampai sekarang tersisa cuma seputar 2.000 ha atau produksi 20.000 ton per tahun. Angka produksi 20.000 ton per tahun itu hampir tidak bergerak naik sampai tahun 2017. Walau sebenarnya keperluan keseluruhan nasional lebih dari 550.000 ton setahun.

Mengakibatkan, nilai import bawang putih dapat sampai lebih dari Rp5 triliun per tahun. Catatan BPS, import sayuran paling besar periode Januari-November 2018 masih tetap didominasi oleh bawang putih dari China yang sampai 448.000 ton dengan nilai import diprediksikan Rp5,4 triliun.

Pergi dari ini, Dirjen Hortikultura, Suwandi menjelaskan ambil langkah berani serta strategis ditempuh Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi bawang putih dalam negeri. Lewat Menteri Amran Sulaiman, Kementan lantang mengatakan kebangkitan kembali kejayaan bawang putih nasional lewat program swasembada bawang putih 2021.

"Dalam beberapa peluang, Mentan Amran Sulaiman menyebutkan Kementan optimistis dapat meraih swasembada benih bawang putih di tahun 2019 serta swasembada mengkonsumsi tahun 2021. Triknya dengan intervensi APBN serta mengharuskan importir bekerja bersama petani menanam serta menghasilkan di negeri sekitar 5% dari mengajukan referensi impornya," tutur Suwandi lewat info tercatat, Selasa (25/12/2018).

Suwandi mengaku jika import sayuran paling besar masih tetap dihuni bawang putih. Semenjak 23 tahun lantas mulai import bawang putih volume kecil serta tiap-tiap tahun makin bertambah besar. Petani yang dahulu tanam bawang putih berkurang tidak tanam kembali sebab tergerus bawang putih import.

"Mengakibatkan tempat bawang putih existing tinggal 1.500-2.000 ha. Sekarang hampir 97% keperluan mengkonsumsi dipasok dari import," ucapnya.

Ia menyatakan baru di masa ini diawali kembali pergerakan masif untuk mengatur import. Pergerakan tanam bawang putih diawali 2018 dari APBN, harus tanam, investor serta swadaya seputar 10.000 ha serta akhirnya jadikan benih untuk ditanam kembali di tahun 2019 minimum 30.000 ha.

Baca juga : Biaya Kuliah POLINES - Pendaftaran POLINES

"Hasil produksi tahun 2019 akan jadikan benih kembali untuk ditanam di area seputar 100.000 ha pada tahun 2020. Dengan skenario ini, kita telah tidak butuh import bawang putih di tahun 2021 alias swasembada," tegasnya.

Walau disadari rintangan itu relatif berat, kata Suwandi, akan tetapi Kementerian Pertanian optimistis tujuan dapat diraih. Buktinya kerja hasil keras bersama dengan untuk sayuran, semenjak 2016 dapat mencapai swasembada, tidak import cabai fresh serta bawang merah fresh dan 2018 tidak import kentang sayur (kentang mengkonsumsi).

"Kita telah membuat roadmap serta mulai pergerakan 2018. Suport semua pihak, pemda, penyuluh, termasuk juga importir, investor, aktor usaha, berpartner dengan petani serta kelompoktani mari berjalan bersama dengan kembalikan kejayaan bawang putih nasional," ujarnya.

No comments:

Post a Comment