Tuesday, April 23, 2019

Mayoritas Siswa SMP Ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer

Sekitar 4.279.008 siswa SMP/Mts melakukan ujian nasional serentak, tempo hari. Peserta ujian nasional berbasiskan computer (UNBK) nyatanya semakin banyak dibanding peserta ujian nasional berbasiskan kertas serta pensil (UNKP).

Berdasar pada data Tubuh Standard Nasional Pendidikan (BSNP), mode UN SMP/MTs tahun ini memakai UNBK serta UNKP sedang ujian nasional dikerjakan mulai Senin (22/4) s/d Kamis (25/4). Mata pelajaran yang diujikan hari pertama yaitu Bahasa Indonesia.

Seterusnya beruntun sampai hari paling akhir yaitu Matematika, Bahasa Inggris serta Pengetahuan Pengetahuan Alam Peserta UNBK sekitar 3.581.169 (83%), bekasnya 697.839 (16.3%) siswa masih tetap memakai moda UNKP. UN tahun ini dikerjakan di 56.505 SMP/MTs. Dari jumlahnya itu, sekitar 43.836 (78%) SMP/MTs sudah memakai moda UNBK.
Baca juga : Jurusan di UNG

Menteri Pendidikan serta Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menjelaskan, penerapan UNBK 2019 selama ini berjalan mulus serta sesuai dengan mekanisme operasional standard (POS) penyelenggara UN. Siswa ada di kelas sesuai agenda yang diputuskan serta penyelenggaraan UN serta dipantau oleh pengawas dari sekolah lainnya.

"Pada umumnya semua berjalan bagus, telah sesuai dengan standard yang diputuskan. Untuk UN diawali dari prosedurnya mengenai masalah diolah sampai ke tangan siswa, lalu skema pengawasannya diganti antar sekolah, jumlahnya peserta pun teratur,” tuturnya selesai sidak di SMPN 11 serta SMPN 19 Jakarta tempo hari.

Muhadjir menerangkan, penambahan fasilitas prasarana yaitu computer serta jaringan internet akan diusahakan untuk dinaikkan. Bahkan juga, Kemendikbud membidik pada tahun depan telah 100% UNBK. Sekarang ini, sebagian besar daerah yang tidak dapat melakukan UNBK ada di lokasi ketinggalan, paling depan, serta terluar (3T). Di daerah itu yang belum ada dengan baik adalah fasilitas prasarana tehnologi info (IT).

Kepala BSNP Bambang Suryadi memberikan, untuk menghadapi peluang kendala listrik mati atau masalah computer saat UNBK berjalan jadi Kemendikbud sudah bekerjasama dengan PLN untuk pastikan konsumsi daya listrik tidak ada masalah. Diluar itu, beberapa pihak sekolah menyiapkan genset.

Sedang untuk menangani berlangsungnya manipulasi dalam UN, Kemendikbud serta dinas pendidikan minta pada beberapa kepala sekolah pun pengawas ruangan, serta peserta untuk patuhi peraturan UN. “Integritas dalam penerapan UN tidak dapat ditawar alias mutlak diaplikasikan,” tegasnya.

Menurut Bambang, peraturan ditempel di pintu masuk ruangan ujian serta pengawas mengecheck tiap-tiap siswa yang masuk ke ruangan ujian untuk pastikan tidak ada ada siswa yang membawa alat elektronik seperti kalkulator atau handphone. Tiap-tiap aktor pelanggaran atau manipulasi akan dikasihkan sangsi sesuai dengan POS UN.

Selain itu, Kota Bekasi adalah satu diantara daerah yang melakukan 100% UNBK. “Seluruh SMP yang berada di Kota Bekasi menjalankan UNBK,” tutur Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah. Jumlahnya siswa SMP yang melakukan UNBK sekitar 31.445. Jumlahnya siswa itu ditotal dari 49 SMP Negeri, 221 SMP swasta serta 5 SMP terbuka.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzie menjelaskan, penerapan UNBK di hari pertama alami keterlambatan mengawali ujian. Keterlambatan itu mengakibatkan session pertama yang harusnya dikerjakan jam 07.30 WIB jadi diawali jam 08.15 WIB.


Baca juga : Jurusan di UNTAD

“Berdasarkan laporan yang masuk, hampir semua SMP alami keterlambatan. Sebabnya token untuk mengawali UNBK tidak dapat dibuka,” tuturnya. Akses tokenya itu datang dari pusat yang mengakibatkan banyak daerah jadi terlambat. Walau demikian, Ali pastikan penerapan UNBK SMP di Kota Bekasi tidak terganggu serta masih berjalan mulus.

“Walaupun telat, buat anak haknya dua jam (waktu ujian) masih tercukupi ya tidak menyusut, cuma yang session ke-2 saatnya cukup mundur,” katanya. Terpisah, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim minta pada semua guru dapat mengarahkan beberapa siswanya untuk tidak melakukan perbuatan curang saat UN. Karena manipulasi tidak cuma berefek jelek pada siswa tersebut, tetapi pun untuk daerah serta generasi seterusnya.

“Kecurangan tidak cuma berefek buruk pada diri sendiri tetapi pun buat daerahnya serta generasi seterusnya,” pungkasnya. Bila UNBK jadikan menjadi data basic lakukan intervensi pertolongan atau program, jadi ketidakjujuran akan berefek pada salah targetnya intervensi atau pertolongan itu. “Maka itu siswa diinginkan untuk jujur tampilkan figur dianya yang sebenarnya dalam UNBK,” katanya.

Karena itu, IGI menyarankan pada beberapa guru untuk tidak menolong siswa. Guru mesti membiarkan siswa mengakhiri sendiri masalah UNBK. Apa pun hasilnya, katanya, mesti murni jerih payah siswa menjadi deskripsi kekuatannya dibanding mengakibatkan kerusakan jujur dan berkarakter kuat mereka lewat cara membantunya.

“Tiga tahun teman-teman guru mencerdaskan mereka, membuat mereka pandai tetapi semuanya tidak bermanfaat benar-benar bila integritasnya dihancurkan diujung waktu. Menolong siswa waktu ujian, tidak cuma mengelabui pengambil kebijaksanaan tapi pun merusak jujur dan berkarakter kuat anak didik,” tegasnya.

No comments:

Post a Comment