Sunday, September 23, 2018

Terkendala Pasokan, Pertamina Salurkan B20 Capai 80%

PT Pertamina (Persero) sudah mengalirkan sebesar 80% mandatori B20 dengan nasional baik untuk subsidi ataupun non subsidi. Cara barusan adalah support Pertamina pada pemerintah dalam rencana selamatkan cadangan devisa negara.

Berdasar pada data Pertamina, terhitung semenjak 1 Januari - 14 September 2018 sudah menyerap FAME (Fatty Acid Methyl Eter/FAME) baik subsidi ataupun non subsidi untuk implementasi B20 sampai 80% atau sekitar 1,8 juta kiloliter.

Baca juga: Akreditasi Prodi ITS

“Kami telah mengalirkan seputar 80 % itu Pertamina saja. Nah kita harap bulan ini telah tuntas,” tutur Direktur Logistik Suplai Chain serta Infrastruktur Gandhi Sriwidodo waktu monitoring pelebaran implementasi B20 di Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tanjung Uban Bintan, Kepulauan Riau

Menurutnya, sebelum pelebaran B20 non subsidi Pertamina pada intinya sudah sukses mengalirkan B20 bersubsidi terutamanya untuk bidang transportasi. Sedang pelebaran B20 non subsidi ditujukan buat bidang industri. “Nah pelebaran ini yang barusan kita kerjakan diawali semenjak 1 September 2018. Kami harap bulan ini telah tuntas semua,” lanjutnya.

Dia menandaskan, belumlah tersalurkan secara detail B20 non sunsidi untuk bidang industri karena terhalang supply dari produsen FAME. Sedang dari bagian blending di Terminal BBM Pertamina telah siap semua.

“Kendala supply sebenarnya berkaitan pengiriman BBN-nya. Sekarang ini pada intinya kita cuma menanti pengiriman supply dari produsen. Menjadi pada dasarnya Terminal BBM Pertamina untuk backloading atau suplai poin paling akhir di depot-depot kita telah siap,” jelas dia.

Sambung dia menjelaskan, masalah supply berlangsung terutamanya ada di lokasi Indonesia sisi timur. Pihaknya mengharap Kementerian Daya serta Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa menggerakkan Tubuh Usaha BBN untuk percepat pengiriman FAME ke Terminal BBM Pertamina.

“Jadi tentunya harapannya dari Ditjen EBTKE atau BPDPKS bisa memperingatkan pada penyuplai untuk percepat pengiriman. Jika Terminal BBM kita dengan tehnis blending telah siap,” tutur dia.

Gandhi memberikan, Pertamina sudah mengalirkan FAME semenjak implementasi perlusan B20 untuk non subsidi semenjak 1 September 2018 menjadi bahan kombinasi solar sekitar 159.988 KL atau seputar 39% dari alokasi bulanan. Jumlahnya itu terbagi dalam FAME untuk B20 bersubsidi sebesar 116.422 KL serta FAME untuk B20 non subsidi sekitar 43.566 KL.

Pertamina juga sudah menjalankan 69 Terminal BBM untuk memproses B20 dari keseluruhan Terminal BBM Pertamina sekitar 112 TBBM menyebar di semua Indonesia. Di kesempatan yang sama Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyampaikan, masalah berkaitan proses pengiriman FAME nanti akan dikatakan waktu rapat implementasi B20 bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian. Rapat gagasannya akan dikerjakan pada minggu kedepan.


Baca juga: Akreditasi Prodi UNAIR

“Data berkaitan kendala-kendala implementasi B20 kelak kita tekuni lalu dikatakan waktu rapat bersama dengan Menko Perekonomian. Tetapi semua pada intinya telah berjalan tinggal menanti proses pengiriman saja,” katanya.

Diyakinkan olehnya, sesudah masalah supply terselesaikan implementasi B20 secara detail bisa terwujud akhir bulan ini. “Akhir bulan ini kita yakinkan dapat 100 % untuk B20 semuanya baik PSO (Public Service Obligation) ataupun Non PSO,” tandas dia.

No comments:

Post a Comment