Tuesday, March 26, 2019

Terapkan Coal Switching, PJB Paiton Bersaing dengan PLTU Baru

Walau sudah berumur seperempat era, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Unit 1 serta 2 yang diurus PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton (PJB Paiton) masih dapat berkompetisi dengan pembangkit-pembangkit baru berteknologi terbaru.

Pembangkit yang berada di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu meningkatkan pengembangan turunkan kalori batu bara (coal switching) sampai dapat menghasilkan listrik yang tambah murah tetapi masih ramah lingkungan.

Baca juga : Biaya Kuliah UNLAM - Pendaftaran UNLAM

"Kita lakukan pengembangan serta improvement hingga daya saing masih tinggi walau pada umur yang telah 25 tahun ini," papar General Manager PJB Unit Pembangkitan Paiton 1-2 Mustofa Abdillah di acara redaktur alat gathering di PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa timur, akhir minggu ini.

Mustofa menjelaskan, pengembangan serta perbaikan yang dikerjakan fokus pada usaha mendesak cost pembangkitan listrik hingga nilai rupiah per kWh dari pembangkit itu tambah murah. Pengembangan coal switching yang dikerjakan PJB Paiton semenjak tahun 2017 sampai sekarang ini dapat dibuktikan sukses mendesak cost operasi.

Cost bahan bakar terdaftar adalah elemen paling besar dalam cost inti pembangkitan (BPP), yaitu sampai 70%. Sedang bauran daya yang dipakai skema jawa bali ialah batu bara sebesar 65%. PLTU Paiton 1-2 adalah salah satunya unit PJB diinginkan berperan pada penurunan BPP skema Jawa-Bali.

PLTU Paiton 1-2 memiliki 2 x 400 MW yang berteknologi super critical dibuat memakai bahan bakar batu bara kalori medium-tinggi (medium/high rank coal) 5.100 kcal sampai 6.300 kcal. Akan tetapi, bersamaan tingginya harga batu bara kalori tinggi, PJB Paiton bereksperimen merubah mengkonsumsi batu bara dari kalori tinggi ke kalori rendah (low rank coal) kalori 4.500 kcal.

Pergantian itu dapat diaplikasikan dengan menjalankan semua atau lima mesin penggiling batu bara (mill) di pembangkit itu. Biasanya, dari 5 mill, cuma 4 yang dioperasikan hingga ada cadangan untuk menghadapi bila berlangsung masalah.

Baca juga : Biaya Kuliah UNSRAT - Pendaftaran UNSRAT

Dengan menjalankan semua penggilingan batu baranya, PJB Paiton juga mengambil cara prediktif serta preventif dalam perawatan mesin pembangkit, terutamanya pada mesin penggiling batu bara. Satu mesin penggiling diistirahatkan di akhir minggu waktu beban pembangkit turun. Karena cara itu, sampai sekarang ini tidak ada masalah yang mengganggu operasi pembangkit.

Mustofa menjelaskan, di usianya yang sudah 25 tahun, PLTU Paiton unit 1-2 jadi salah satunya pembangkit dengan tingkat masalah paling rendah. "Pada tahun 2018 lantas, tingkat masalah terdaftar cuma 1,33% atau cuma berlangsung saat tujuh hari dalam setahun," katanya.

Tidak cuma tidak mengganggu keandalan unit pembangkit, pengembangan yang dikerjakan dapat dibuktikan pula tidak mengganggu lingkungan. Emisi gas buang dari pembangkit ini juga masih teratasi atau lebih rendah dari baku kualitas yang diputuskan pemerintah. Prinsip serta kesuksesan PJB Paiton mengawasi sekitar lingkungan dibuktikan dengan kesuksesan mencapai dua PROPER emas dari Kementerian Lingkungan Hidup serta Kehutanan (KLHK) di tahun 2017 serta 2018.

No comments:

Post a Comment