Thursday, January 31, 2019

Rusia Diam-diam Tawarkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ke Korut

Beberapa petinggi Rusia diam-diam tawarkan Korea Utara (Korut) pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengganggu negosiasi pada Washington serta Pyongyang yang buntu. Demikian laporan The Washington Post.

Beberapa petinggi Amerika Serikat (AS) menjelaskan pada media massa itu penawaran itu menjadi imbalan buat Korut sebab sudah membuka semua persenjataan serta sarana nuklirnya. Langkah ini dipandang akan sangat mungkin Rusia untuk menjalankan sarana nuklir di semenanjung Korea.

Baca juga : Akreditasi Prodi PNJ

"Rusia begitu oportunistik saat hadir ke Korea Utara, serta ini bukan kali pertamanya mereka menguber saham daya di Korea," Victor Cha, bekas staf Gedung Putih menjelaskan pada The Washington Post yang dinukil Anadolu, Kamis (31/1/2019).

Persetujuan itu menguraikan jika Rusia akan mengatur serta menjalankan pabrik, dan kembalikan semua produk sambilan serta sampah ke Moskow, yang akan kurangi resiko dipakai Pyongyang untuk meningkatkan senjata nuklir.

The Washington Post mencatat belum juga jelas bagaimana Presiden AS Donald Trump akan bereaksi pada persetujuan semacam itu. Masalahnya Trump memiliki pendekatan yang tidak konvensional dalam punyai urusan dengan Rusia.

Sesudah terlambat saat beberapa bulan dalam negosiasi, pertemuan puncak ke-2 pada Trump serta pemimpin Korut Kim Jong Un pada akhirnya diumumkan akan dikerjakan di akhir Februari.

Baca juga : Akreditasi Prodi UIN JKT

"Waktu akan memberitahu apakah yang akan berlangsung dengan Korea Utara, tapi di akhir pemerintahan awal mulanya, jalinan itu menghebohkan serta beberapa hal yang begitu jelek akan berlangsung. Saat ini narasi yang benar-benar berlainan," kata Trump di Twitter.

"Saya tidak sabar untuk berjumpa Kim Jong-un selekasnya. Perkembangan yang membuat-perbedaan besar!" paparnya.

Akan tetapi, penilaian intelijen AS yang launching Selasa menyanggah pandangan Trump mengenai negosiasi, menjelaskan jika Korut tidak mungkin menyerahkan seutuhnya senjata nuklir serta potensi produksinya.

No comments:

Post a Comment