Friday, July 27, 2018

Pengalaman Jadi TKW Antarkan Gelar Profesor

Siapa saja bersungguhsungguh, juga bakal mendapatkan akhirnya. Ungkapan itu patut disematkan pada figur wanita yang tempo hari baru dikukuhkan menjadi guru besar Pengetahuan Hadis Kampus Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Baca juga: Biaya Kuliah UMB - Pendaftaran UMB

Lewat perjuangan serta pengorbanan yang cukuplah panjang, wanita yang diketahui dengan nama Siti Mujibatun ini dapat merampungkan tahap pendidikannya sampai mendapatkan titel profesor. KepadaKORAN SINDO, wanita kelahiran Klaten 13 April 1959 ini bercerita cerita perjuangannya yang berliku-liku. Untuk wujudkan cita-citanya, Siti harus terpaksa jadi seseorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

“Sebagai seseorang wanita dari desa yang tidak memahami dunia universitas serta bermodal pas-pasan, jadi seseorang profesor tidak lah ringan saya capai. Akan tetapi karena kemauan yang kuat, jadi saya akan lakukan apa pun supaya citacita saya itu terwujud, ” tuturnya memulai percakapan. Kisahnya jadi seseorang TKI bermula waktu dianya lulus S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang yang saat ini jadi Kampus Islam Negeri (UIN). Waktu itu Siti ingin meneruskan ke tahap pendidikan tambah tinggi (S2), tetapi terhalang cost.

“Proses menanti beasiswa susah sekali serta lama. Pada akhirnya saya diperintah oleh dosen saya waktu itu untuk mencari pengalaman yang berguna untuk karir ke depan. Pada akhirnya saya nekat daftarkan diri jadi TKI ke Arab Saudi, ” kata ibu dari Fatih Ashthifani serta Addina Filwa Putri ini tersenyum. Tahun 1985 dia sukses pergi ke Arab Saudi menjadi TKI. Disana dia bekerja pada seseorang majikan di kota Riyadh.

Karena tahap pendidikannya cukuplah tinggi, pada akhirnya Mujibatun tidak bekerja layaknya seperti TKW lainnya. Dia diakui mengajarkan anak-anak majikannya untuk baca catat serta pelajaran yang lain. “Ya semacam les privat, sehari-hari mengajarkan anak-anak baca catat, ” tutur warga Jalan Tanjungsari 31 RT 7/RW5 Tambakaji, Ngaliyan, Semarang ini. Sepanjang 18 bulan Mujibatun bekerja menjadi TKW di Arab Saudi.

Sepanjang bekerja, Mujibatun mengakui banyak pengalaman yang didapatkan, termasuk juga memahami kebudayaan negara yang jadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW itu. Tidak cuma itu, di tempat itu Mujibatun temukan tambatan hatinya, Najamuddin serta bangun mahligai rumah tangga. “Tak cuma itu, dari jadi TKW itu juga saya bisa menunaikan beribadah haji gratis. Awalannya ditawari jadi TKI di Italia, tetapi karena saya terobsesi bisa naik haji, jadi saya pilih di Arab Saudi, ” katanya sekalian tertawa.

Sesudah di rasa cukuplah, Mujibatun lalu kembali pada Indonesia. Di Indonesia, dia lalu disuruh IAIN Walisongo Semarang mengabdikan ilmunya menjadi dosen. “Dari jadi dosen serta hasil bekerja sepanjang di Arab Saudi itu, saya meneruskan tahap pendidikan S-2 serta S- 3 disini. Serta saat ini alhamdulillah saya semuanya telah saya lalui. Ini merupakan puncak karir dalam kehidupan saya, jadi seseorang guru besar, ” kata Mujibatun.

Baca juga: Biaya Kuliah UNIPA - Pendaftaran UNIPA

Selain itu, Rektor UIN Walisongo Semarang Muhibbin dalam sambutannya menyampaikan, cerita perjalanan Siti Mujibatun adalah cerita inspiratif yang bisa jadi pelecut semangat orang yang lain, baik dosen serta mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Spesial untuk beberapa dosen, Muhibbin mengharap cerita keberhasilan Siti Mujibatun bisa jadikan semangat meneruskan studi.

“Di UIN Walisongo ini banyak dosen bergelar doktor. Mudah-mudahan dengan cerita inspiratif ibu Siti Mujibatun, banyak doktor-doktor lainnya yang semangat jadi profesor. Saya berharap di tahun depan, akan lahir 10-15 profesor di lingkungan UIN Walisongo supaya kualitas pendidikan disini makin baik, ” tuturnya.

No comments:

Post a Comment