Tuesday, February 13, 2018

Revolusi Keilmuan

 Rektor Kampus Al Azhar Indonesia (UAI) Asep Saefuddin menyebutkan, sekarang ini masyarakat Indonesia sudah punya kebiasaan dengan dunia internet serta sosial media. Data tahun 2016 tunjukkan ada sekitaran 88 juta masyarakat Indonesia jadi pemakai internet, sejumlah 79 juta aktif di sosial media yang biasanya memakai telepon genggam.

Bahkan juga biasanya orang Indonesia mempunyai dua telepon genggam. " Hal semacam ini mengisyaratkan dengan praktik, kita sudah punya kebiasaan dengan tehnologi digital, " tuturnya, Minggu, (11/2).

Apabila dihubungkan dengan teori Kuhn, dampak digital ini sudah jadi enzim percepatan revolusi keilmuan. Jadi konsekwensi dari fakta digitalisasi ini, kita mesti dapat dengan bijak memakainya dalam kehidupan keseharian, yaitu sosial, ekonomi, politik, serta pendidikan.

Baca juga : Biaya Kuliah UI - Pendaftaran UI

" Jangan pernah kita jadi jadi customer paling utama di masa digital ini. Di sinilah beberapa sivitas akademika mesti terbuka dengan perubahan jaman. Kita mesti siap dengan paradigma baru di masa disrupsi. "

Beberapa lulusan serta mahasiswa yang belajar di UAI mesti jadi driver perubahan, bukan hanya follower. Memanglah disadari, disrupsi ini masuk ke beragam segi dalam kehidupan.

Tetapi sumber paling utama disrupsi itu, tidak beda yaitu human capital. Di sinilah kita dituntut untuk selalu kreatif, inovatif, terbuka, tidak jemu untuk belajar serta menguatkan ketrampilan.

UAI juga berkewajiban mendidik generasi muda untuk jadi pembelajar yang telaten, cepat tanggap, serta umum bekerja bersama. Mereka bisa membawa faedah.

" Kami menginginkan supaya pengetahuan serta tehnologi dan tingkah laku baik itu dirasa oleh sebanyak mungkin generasi muda serta mereka yang senantiasa menginginkan belajar. Karenanya, kami juga akan menggabungkan evaluasi konvensional dengan on-line atau dimaksud blended (hybrid) learning, " tutur Asep.

Ketika yang sama beberapa mahasiswa mesti punya kebiasaan dengan usaha mengaplikasikan pengetahuan untuk usaha, ekonomi, dan aktivitas sosial. Oleh karenanya UAI selalu mempersiapkan ekosistem endidikan yang kondusif pada perubahan kreativitas mahasiswa.

Inovasi-inovasi juga akan dikerjasamakan dengan Kemenristekdikti lewat aktivitas Industri Berbasiskan Tehnologi (IBT), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), serta banyak sekali lagi aktivitas bekerja bersama dengan pemerintah.

Diluar itu, lanjutnya, pihaknya mendorong semua sivitas akademika lakukan kerja sama penelitian serta aplikasinya dengan perusahaan swasta atau BUMN, dan memperluas hubungan kerja dengan pihak luar negeri.

Baca juga : Biaya Kuliah UNTIDAR - Pendaftaran UNTIDAR

No comments:

Post a Comment